Salam alaikum
Kemarin dalam perjalanan saya dari Samalanga menuju Peusangan Bireuen, tiba-tiba di Cot Gapu Bireuen kira2 sedang azan magrib Selasa tanggal 20 Mei 2014 disana ada sebuah kerumunan, sebenarnya bukan lagi sebuah kerumunan, akan tetapi sebuah massa tapetnya, yaitu para siswa dengan baju mereka yang kotor dan jelek, bajunya dicoret-coret, dicat, disemprot.
Ini merupakan bukan lagi Phenomena baru dikalangan kita, apakah pendidikan kita sukses? apakah begitu pendidikan yang penuh dengan karakter? generasi yang akan kita jadikan sebagai komunitas masyarakat? apalagi ini kejadian yang terjadi di Aceh yang bersyariat. apa hubungan Phenomena ini dengan Islam dan penganutnya?
Kemudian setelah Magrib usai saya menuju ke kota Matang Geulumpang Dua untuk berbelanja, nah masih saya temukan siswa dengan kondisi seperti itu. kapan mereka shalat magrib? dimana tenggung jawab guru? dimana tanggung jawab orang tua terhadap phenomena ini?
Coba lihat lembaga pendidikan Dayah atau Pesantren, apakah mereka pernah berperilaku seperti ini? kenapa banyak kalangan selalu menjelekkan dayah dan alumninya. inilah beda alumni dayah dengan alumni sekolah yang mereka banggakan dan mereka memojokkan dayah sebagai lembaga pendidikan non-forma.
Coba perhatikan Produk Dayah Aceh!
Coba perhatikan Produk Dayah Aceh!
No comments:
Post a Comment