A. Konstribusi dalam
bentuk Ilmu Filsafat
Filsafat alamiah yang pada
mulanya berasal dari luar Islam[1],
telah mendapat tempatnya di dalam Islam, dikarenakan Alquran sendiri telah
mendorong dan memberikan instruksi pemikiran-pemikiran terhadap alam semesta
dan kaum muslimin telah mengambangkan lebih jauh dan melakukan penelitian dan
observasi lansung sehingga melahirkan berbagai macam ilmu cabang dari filsafat,
yaitu ilmu-ilmu alamia
h.[2]
Setelah buku filsafat Yunani
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab di zaman Harun Ar-Rasyid dan Al-Ma’mun.
Dirubah dan diperbaiki sesuai dengan ajaran Islam, maka lahirlah tokoh-tokoh
dengan mahakaryanya, di antaranya:
a. Abu Ishak Al-Kindi,
ia menyumbang 231 buah kitab.
b. Ibnu Sina, nama
lengkapnya Ar-Rais Abu Ali Husain Bin Abdullah. Terkenal dengan karyanya
dibidang kedokteran dan juga seorang ahli filsafat.
c. Ibnu Rusyd, dengan
nama lengkap Abu Walid Muhammad bin
Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, karyanya juga sangat banyak dibidang filsafat,
kedokteran, mantiq dan fiqh.[3] Ibnu Rusyd memiliki sikap realisme, rasionalisme, positivisme,
posotivisme ilmiah Aristotelian. Sikap skeptis terhadap mistisisme adalah basis
di mana ia menyerang filsafat Al-Ghazali.[4]
B. Konstribusi dalam bentuk Ilmu Kedokteran
Banyak sekali dokter yang
lahir di bawah Daulah Abbasiyah. Salah satu penyebabnya yaitu dokter asing yang
menjadi guru di masa itu, sehingga lahirlah dokter-dokter terkenal dengan
didukung pembangunan rumah sakit dan perguruan tinggi dalam bidang kedokteran
sehingga melahirkan tokoh, di antaranya:
a. Ibnu Masiwaihi, yaitu
Abu Zakaria Yahan bin Masiwaihi. Seorang dokter ahli farmasi di rumah sakit
Yundisapur.
b. Ibnu Sahal, Sabur Bin
Sahal, seorang direktur dirumah sakit Yundisapur.
c. Ibnu Sina, salah satu
karyanya yaitu Al-Qanun fi At-Thib.
d. Abu Bakar Ar-Razi,
seorang kepala dokter-dokter di Bagdad.
e. Ali bin Abbas.[5]
C. Konstribusi dalam bentuk Farmasi dan Kimia
Diantara ahli di bidang
farmasi dan kimia adalah:
a. Ibnu Baitar, Karyanya
yang paling terkenal yaitu Al- Mughni (tentang obat-obatan), Mizanut Thabib dan
Jami’ Mufradat Al-Admiyah wa Al-Aghziyah.
b. Rasyiduddin bin
Suwari, karyanya yaitu Al- Adwiyatul Mufradah.
c. Jabir bin Hayan,
seorang ahli kimia dan juga ahli ilmu pasti.[6]
D. Konstribusi dalam bentuk Ilmu Astronomi
Kaum muslimin menggodok ilmu
falaq yang dianut oleh Yunani, Hindi, Persia, Khaldan, dan Arab Jahiliyyah
menjadi satu aliran ilmu bintang, ilmu ini memegang peranan penting dalam
menentukan perpolitikan para khalifah dan amir. Di antaranya:
a. Abu Ma’syar al-
Falaki, karyanya Isbatul Ulum dan Haiatul Falaq.
b. Jabir Al- Batani,
seorang pencipta teropong bintang pertama kali, karyanya Kitabul Ma’rifati
Matla’il Buruj Baina Arbail Falaq.
c. Raihan Bairun
E. Konstribusi dalam bentuk Ilmu Matematika
Di antara tokohnya yaitu:
a. Abu Ismail Al- Azdi,
keryanya Futuhus Syam
b. Ibnu Sa’ad.
c. Al-Waqidi.[7]
F. Konstribusi dalam bentuk Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol. Penduduk asli Spanyol banyak sekali yang mampu
dan mahir berbahasa Arab seperti Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang kitab
Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Syabili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur
dan Abu Hayyan Al-Ghrnathi[8].
[1] Berasal dari Yunani
[2] Zuhairani, Sejarah Pendidikan Islam, Cet.
11, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 106-107.
[3] Tim Arrahma, Sejarah kebudayaan Islam untuk MTs Kelas VIII,
(Semarang: Aneka Ilmu, 2005), hlm. 65.
[4] Sri Suyanta,
Editor, Sejarah dan Khazanah Pendidikan Islam, (Banda Aceh: PPs IAIN
Ar-Raniry, 2012), hlm. 357.
No comments:
Post a Comment