Tuesday, December 22, 2015

Kriteria seorang guru dalam Pendidikan Islam Perspektif Al-Zarnuji

Prinsip Demokrasi dalam Pendidikan Agama Islam
Salah satu Prinsip Demokrasi dalam Pendidikan Agama Islam adalah Cara dan Strategi memilih guru atau Kriteria guru dalam Pendidikan Islam Perspektif Al-Zarnuji

Metode Az-Zarnuji dalam memilih guru, yaitu seorang guru harus memiliki:[1]
·      Lebih ‘Alim

Ilmu merupakan inti dari ajaran syariat yang dibawakan oleh Rasulullah untuk segenap ummat manusia. Dengan ilmu manusia akan mendapat hidayat Allah Ta’ala sehingga jauh daripada kesesatan. Ketika seseorang kita jadikan guru kita, maka guru akan membimbing kita kearah syariat, sesuai tuntutan syariat. Akhlak guru kita jadikan contoh, tingkahlakunya guru kita jadikan panutan dalam keseharian kita. Maka ketika seorang pelajar memilih guru yang tidak ‘alim, terjadilah suatu ketidak-stabilan dalam masyarakat.
·           Lebih Wara’
Wara’  merupakan sifat menjauhkan diri dari berbuat dosa, guru yang idaman adalah mencari dan mengkunsumsi barang halal. Makan, minum dan berpakaian dari yang halal. Karena dalam konsep pendidikan islam, mengamalkan ilmu merupakan suatu keniscayaan. Mungkin berbeda dengan konsep pendidikan non-muslim. Seorang pelajar muslim harus mengamalkan (meng-aplikasikan) apa yang dia dapat. Wara’ adalah dasar aplikasi pendidikan islam. Jadi seorang yang tidak mengamalkan ilmunya melalui wara’ maka dia tidak bisa kita jadikan sumber pengetahuan kita. Karena ruh pendidikan islam terletak pada aplikasi ilmu itu sendiri.
·      Lebih Tua
Seorang yang lebih tua lebih matang dalam segala hal, dalam menghadapi murid, dalam memilih metode yang baik dan cocok bagi muridnya. Punya pengalaman yang memadai sehingga muridnya lebih ta’dhim pada gurunya.
·      Sabar.
Sabar satu sifat yang penting yang harus dimiliki oleh guru. Guru yang sabar bisa memilah-milah antara satu perkara dengan perkara lainnya, antara perkara pribadi dengan perkara keluarga, antara perkara pembelajaran dengan perkara diluar pembelajaran.[2]

·           Lemah lembut(hilmu).
Seorang guru harus punya sifat Hilm yaitu guru harus menahan diri dari cepat-cepat memaki anak didiknya, dari menghukumnya karena keterlambatan hafalan anak didik.



[1] Az-Zarnuji, Ta`lim al- Muta’allim Ṯariqa Ta’lim (Semarang: Karya Toha Putra, tt),  hlm. 13.
[2] Faizah Athallah, Tesis: Alfikru Tarbawi ‘inda Burhanuddin Az-Az-Zarnuji, ( Makka: Ummul Qura University, 1995), hlm. 67.

No comments: